NUSAKAMBANGAN - Lapas Kelas IIA Permisan Nusakambangan menjadi sebuah tempat inisiatif pembinaan kerohanian Islam yang berkesan. Di Masjid At-Tawwabun Lapas Permisan, warga binaan pemasyarakatan (WBP) aktif terlibat dalam kegiatan tadarus Al-Quran setelah melaksanakan shalat isya dan tarawih berjamaah, Rabu (13/03).
Kegiatan tersebut menjadi bagian penting dari upaya pembinaan kerohanian di dalam Lembaga Pemasyarakatan tersebut di bulan suci Ramadhan.
Menyambut kegiatan tersebut, Kalapas Permisan, Ahmad Hardi menyampaikan, bahwa kami berkomitmen untuk memberikan ruang dan dukungan yang cukup bagi para WBP yang ingin meningkatkan aspek spiritualitas mereka.
"Kegiatan seperti ini tidak hanya membantu mereka memperbaiki diri secara pribadi, tetapi juga berdampak positif pada suasana keseluruhan di dalam lembaga pemasyarakatan, " Ucapnya.
Kalapas juga menekankan pentingnya kerjasama antara petugas lapas dan WBP dalam mendukung program-program pembinaan semacam ini.
Salah satu WBP yang aktif mengikuti kegiatan tersebut menyatakan, partisipasi dalam kegiatan tadarus ini telah memberi saya kedamaian dan ketenangan batin yang sangat dibutuhkan di tengah kesibukan dan tekanan di dalam penjara.
"Saya berterima kasih atas kesempatan ini dan berharap dapat terus aktif dalam kegiatan pembinaan kerohanian dan kepribadian, " Ungkap R salah satu warga binaan.
Pernyataannya mencerminkan dampak positif yang dirasakan oleh para peserta terhadap kegiatan tersebut. Para peserta kegiatan juga menekankan pentingnya menjaga konsistensi dalam pelaksanaan kegiatan kerohanian semacam ini.
Baca juga:
Ustadz Abdul Somad: Cara Bersyukur
|
Mereka mengakui bahwa upaya untuk memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Tuhan memerlukan disiplin dan ketekunan. Namun, mereka juga merasa semangat dan motivasi dari kesatuan dalam beribadah bersama-sama.
Kegiatan pembinaan kerohanian Islam di Lapas Permisan terus menjadi momentum penting dalam upaya rehabilitasi dan reintegrasi WBP ke dalam masyarakat. Dengan dukungan dari pihak Lapas, para WBP semakin merasa didukung dan termotivasi untuk terus meningkatkan aspek spiritualitas mereka, menjadikan proses pembinaan di dalam Lapas tidak hanya sekadar hukuman, tetapi juga kesempatan untuk memperbaiki diri secara menyeluruh.